Senin, 03 Desember 2012

The Best Night Ever with PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) in University Malaya


Malam ini telah tiba. Sebelum pukul 20:00 W.M. awalnya tak ada semangat dari diriku mengikuti diskusi yang diadakan oleh PPI (Persatuan Pelajar Indonesia). Hampir aku menyerahkan kesempatan ini kepada temanku. Rasanya lelah sekali setelah seharian berkunjung ke University Islam Antar Bangsa. Tapi, aku tetap memotivasi diriku untuk tetap ikut. Awalnya aku memang merasa nervus karena pasti akan berhadapan dengan pertanyaan yang akan dilontarkan dari mereka tentang kepemimpinan. Perasaan negative mulai menyeruputi kepercayadirianku. Bagaimana jika aku tak bisa menjawab pertanyaan mereka, bagaimana saat aku berbicara tiba-tiba di tengah pembicaraanku aku tak tahu apa yang harus aku katakan lagi. Tapi bismillah, semoga ini menjadi wasilah kebaikan untukku. Amin. Kebetulan delegasi yang diminta berjumlah 3 orang dari akhwat dan 3 orang dari ikhwan. Tak lama kemudian, salah satu temanku mengingatkan agar kami datang tepat waktu, tepat pukul 8 malam W.M. Kami ingin menunjukkan jiwa kepemimpinan dan kelayakan kami menjadi seorang pemimpin masa depan dengan ketepatan waktu. Seorang pemimpin takkan pernah menyepelehkan hal sekecilpun, termasuk ketepatan waktu tak memandang semenit atau sedetik.

Dengan basmalah, kami bertiga, aku, MUTHI, dan SOBRI mendatangi canteen of university Malaya.
Di situ sudah hadir dari pihak PPI, tapi hanya beberapa. Sedangkan delegasi dari kami sudah berkumpul semua. Ikhwan yang menjadi delegasi sebanyak 4 orang, IMAD, AZZAM, AKMAL, dan NASRUL. Agar suasana diskusi lebih dekat dan akrab, meja makan kantin kami satukan dan kami semua duduk melingkar. Satu per satu kakak-kakak PPI berdatangan. Akhirnya, meskipun telat, tepat jam setengah sembilan diskusi dimulai. Sebelum acara dimulai kami sudah mendapatkan satu pujian, ketepatan waktu. Mereka justru merasa malu karena acara ini dibuat oleh mereka sendiri, tapi kesiapan dan kematangan justru terlihat dari kami. Subhanallah… satu point awal untuk kami.

Pastilah sebelum diskusi kami memperkenalkan diri satu per satu agar kami saling kenal. Yang menjadi moderator diskusi adalah kak Bintang selaku sekertaris dari PPI. Dan beliau mempersilahkan kami untuk mengawali pembicaraan. Imad, selaku ketua LKMA pastilah mengawali pembicaraan. Ia menceritakan bagaimana proses dan perjuangan kami dalam melatih jiwa kepemimpinan dimulai dari LDK taklukkan Cianjur, LKMM probem solving masyarakat desa dan puncak langkah kami LKMA taklukkan Malaysia yang berhasil kami lakukan sampai detik malam itu. Begitupula penjelasan dari Azzam, Akmal, dan Nasrul yang semakin mendukung pernyataan Imad.

Selanjutnya penjelasan dilanjutkan oleh Sobrina tentang model kepemimpinan. Dilanjutkan oleh Muthi yang menjelaskan tentang pengalaman angkatan kami yang senantiasa menggantungkan harapan  PTN (Perguruan Tinggi Negeri) kami di dinding kelas dan cita-cita masa depan yang digantungkan di sebuah pohon harapan. Terakhir sebelum masuk ke sesi tanya jawab, aku melanjutkan penjelasan mengenai kehebatan kami dalam memanage waktu antara kegiatan sekolah, kegiatan boarding, dan kegiatan non akademik serta peran kami sebagai orang berintektual yang harus memikirkan kondisi masyarakat. Dan respon mereka bisa ditebak hanya dengan gelengan-gelengan kepala dan senyuman bangga dari mereka setiap mendengarkan proses perjuangan kami merenggut gelar pemimpin. Mereka takjub dengan kami.

Dan ternyata benar sekali, kak Bintang selaku anggota PPI memberikan komentar, GILA… SEKOLAH  INI BENAR-BENAR GILA. BARU KALI INI SAYA MELIHAT SEKOLAH SEPERTI INI. Subhanallah, point kedua untuk kami. Satu tambahan lagi untuk kak Bintang, beliau memiliki predikat sebagai ahli debat dan salah satu pelajar Indonesia yang mendapatkan beasiswa di University Malaya.Tak cukup sampai di situ. Kak Firman yang kebetulan berasal dari kota yang sama denganku Surabaya memberikan komentar SUBHANALLAH, DISKUSI YANG SANGAT LUAR BIASA BERTEMU DENGAN ADIK-ADIK YANG INSYAALLAH MENJADI CALON PEMIMPIN MASA DEPAN. MasyaAllah, Subhanallah, point ketiga untuk kami.

Aku juga tak tahu harus bagaimana menjelaskan perasaanku di malam itu. WOW… (Ups… its forbidden word, bisa kena push up pak Karebet) Luar biasa komentar-komentar dari mereka. Semakin membangun keyakinan kami bahwa dunia membutuhkan PEMIMPIN MASA DEPAN. Dan setiap kali aku memperhatikan mereka saat setiap salah satu diantara kami menjelaskan, tak ada henti-hentinya mereka menuliskan dilembaran semua perkataan kami. Sampai satu per satu lembar baru habis. Sungguh luar biasa apresiasi mereka kepada kami.

Dan yang paling tak terduga lagi, kak Bintang menanyakan tentang Islam sebagai jalan hidup, apakah dengan Islam bisa menyatukan orang yang memiliki banyak keragaman salah satunya agama. Subhanallah, pertanyaan sudah sampai sedemikian rupa. Memang saat kami memberikan penjelasan, kami juga tak bisa terlepas dari Islam bahwa hanya dengan Islam sosok pemimpin masa depan akan dibutuhkan dan hadir di dunia ini. Aku yakin gelora api masing-masing dari kami semakin membara mendengar pertanyaan itu dan ingin segera menjawab. Dan betul sekali, hampir semua dari kami mengacungkan tangan saat kak Bintang selesai memberikan pertanyaannya. Tapi agar suasana lebih netral dan terkendali, kami mempersilahkan pak Karebet sebagai pemandu diskusi dari pihak kami memberikan penjelasan. Tak terbantahkan lagi, penjelasan yang diberikan pak Karebet cukup membuat mereka mati gaya dan tercengang. Subhanallah, beliau adalah adalah the best trainer yang kami miliki.

Oh ya, satu lagi yang menambah point bagi kami. Mereka memuji penampilan pembimbing kami. Bukan apa-apa, justru karena penampilan yang sangat sederhana, pak Karebet yang hanya menggunakan jaket angkatan dan pak Uno selaku kepala sekolah kami hanya menggunakan kaos olahraga, yah bisa dibilang kaos sehari-sehari. Sama sekali tidak mencerminkan kemewahan. Tapi justru itu yang membat mereka kagum bahwa pemimpin  tidak harus berpenampilan mewah, berjas, tapi seorang pemimpin yang matang dalam hal berfikir dan mampu mengoncang dunia dengan retorikanya. Subhanallah…

Dan yang lebih di luar perkiraan kami, diskusi ini berlanjut sampai pada tataran ideology yang layak diterapkan bagi negeri ini bahkan dunia. Tak ada jawaban lain selain hanya Islamlah satu-satu ideology yang membawa perubahan hakiki dan satu-satunya ideology yang sudah terbukti selama 13 abad membawa dunia ini ke dalam kejayaan dan kemenangan. Lagi-lagi mereka hanya bisa menunjukkan senyuman bangga dan gelengan kepala. Mereka sangat pro dengan ide yang kami tawarkan bahwa pemimpin sejati tak bisa dihasilkan tanpa ideology Islam yang menjadi landasan berfikir.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam dan mau tidak mau pihak kami harus mengakhiri diskusi malam itu. Melihat kondisi kami yang harus mempersiapkan untuk kegiatan besok yang extra padat. Seharusnya agak kurang etis juga karena pihak kami yang harus mengakhiri diskusi malam itu. Padahal yang mengadakan acara adalah pihak PPI. Yah itulah, siapa lagi yang berani melakukan hal seperti itu kalau bukan pembimbing super gokil kami, pak Karebet. Di tangan pak Karebet apapun itu bisa dan pasti menjadi bahan ‘tertawaan’ penjernih hati yang kelabu, pelebur hati yang beku. BUNGA MAWAR BUNGA MELATI INILAH SANG AHLI.
Subhanallah… is the best word showing thanksful to Allah. Allahu Akbar.

29-11-12/kamis/di meja belajar, kamar A-2-18 University Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia/24:00 W.M



Tidak ada komentar:

Posting Komentar