Malam ini telah tiba. Sebelum pukul
20:00 W.M. awalnya tak ada semangat dari diriku mengikuti diskusi yang diadakan
oleh PPI (Persatuan Pelajar Indonesia). Hampir aku menyerahkan kesempatan ini
kepada temanku. Rasanya lelah sekali setelah seharian berkunjung ke University
Islam Antar Bangsa. Tapi, aku tetap memotivasi diriku untuk tetap ikut. Awalnya
aku memang merasa nervus karena pasti akan berhadapan dengan pertanyaan yang
akan dilontarkan dari mereka tentang kepemimpinan. Perasaan negative mulai
menyeruputi kepercayadirianku. Bagaimana jika aku tak bisa menjawab pertanyaan
mereka, bagaimana saat aku berbicara tiba-tiba di tengah pembicaraanku aku tak
tahu apa yang harus aku katakan lagi. Tapi bismillah, semoga ini menjadi
wasilah kebaikan untukku. Amin. Kebetulan delegasi yang diminta berjumlah 3
orang dari akhwat dan 3 orang dari ikhwan. Tak lama kemudian, salah satu
temanku mengingatkan agar kami datang tepat waktu, tepat pukul 8 malam W.M.
Kami ingin menunjukkan jiwa kepemimpinan dan kelayakan kami menjadi seorang
pemimpin masa depan dengan ketepatan waktu. Seorang pemimpin takkan pernah menyepelehkan
hal sekecilpun, termasuk ketepatan waktu tak memandang semenit atau sedetik.
Dengan basmalah, kami bertiga, aku,
MUTHI, dan SOBRI mendatangi canteen of university Malaya.
Di situ sudah
hadir dari pihak PPI, tapi hanya beberapa. Sedangkan delegasi dari kami sudah
berkumpul semua. Ikhwan yang menjadi delegasi sebanyak 4 orang, IMAD, AZZAM,
AKMAL, dan NASRUL. Agar suasana diskusi lebih dekat dan akrab, meja makan
kantin kami satukan dan kami semua duduk melingkar. Satu per satu kakak-kakak
PPI berdatangan. Akhirnya, meskipun telat, tepat jam setengah sembilan diskusi
dimulai. Sebelum acara dimulai kami sudah mendapatkan satu pujian, ketepatan
waktu. Mereka justru merasa malu karena acara ini dibuat oleh mereka sendiri,
tapi kesiapan dan kematangan justru terlihat dari kami. Subhanallah… satu point
awal untuk kami.
Pastilah sebelum diskusi kami
memperkenalkan diri satu per satu agar kami saling kenal. Yang menjadi
moderator diskusi adalah kak Bintang selaku sekertaris dari PPI. Dan beliau
mempersilahkan kami untuk mengawali pembicaraan. Imad, selaku ketua LKMA
pastilah mengawali pembicaraan. Ia menceritakan bagaimana proses dan perjuangan
kami dalam melatih jiwa kepemimpinan dimulai dari LDK taklukkan Cianjur, LKMM
probem solving masyarakat desa dan puncak langkah kami LKMA taklukkan Malaysia
yang berhasil kami lakukan sampai detik malam itu. Begitupula penjelasan dari
Azzam, Akmal, dan Nasrul yang semakin mendukung pernyataan Imad.
Selanjutnya penjelasan dilanjutkan
oleh Sobrina tentang model kepemimpinan. Dilanjutkan oleh Muthi yang
menjelaskan tentang pengalaman angkatan kami yang senantiasa menggantungkan
harapan PTN (Perguruan Tinggi Negeri) kami
di dinding kelas dan cita-cita masa depan yang digantungkan di sebuah pohon
harapan. Terakhir sebelum masuk ke sesi tanya jawab, aku melanjutkan penjelasan
mengenai kehebatan kami dalam memanage waktu antara kegiatan sekolah, kegiatan
boarding, dan kegiatan non akademik serta peran kami sebagai orang berintektual
yang harus memikirkan kondisi masyarakat. Dan respon mereka bisa ditebak hanya
dengan gelengan-gelengan kepala dan senyuman bangga dari mereka setiap
mendengarkan proses perjuangan kami merenggut gelar pemimpin. Mereka takjub dengan
kami.
Dan ternyata benar sekali, kak
Bintang selaku anggota PPI memberikan komentar, GILA… SEKOLAH INI BENAR-BENAR GILA. BARU KALI INI SAYA
MELIHAT SEKOLAH SEPERTI INI. Subhanallah, point kedua untuk kami. Satu tambahan
lagi untuk kak Bintang, beliau memiliki predikat sebagai ahli debat dan salah
satu pelajar Indonesia yang mendapatkan beasiswa di University Malaya.Tak cukup
sampai di situ. Kak Firman yang kebetulan berasal dari kota yang sama denganku
Surabaya memberikan komentar SUBHANALLAH, DISKUSI YANG SANGAT LUAR BIASA
BERTEMU DENGAN ADIK-ADIK YANG INSYAALLAH MENJADI CALON PEMIMPIN MASA
DEPAN. MasyaAllah, Subhanallah, point ketiga untuk kami.
Aku juga tak tahu harus bagaimana
menjelaskan perasaanku di malam itu. WOW… (Ups… its forbidden word, bisa
kena push up pak Karebet) Luar biasa komentar-komentar dari mereka. Semakin
membangun keyakinan kami bahwa dunia membutuhkan PEMIMPIN MASA DEPAN. Dan
setiap kali aku memperhatikan mereka saat setiap salah satu diantara kami
menjelaskan, tak ada henti-hentinya mereka menuliskan dilembaran semua
perkataan kami. Sampai satu per satu lembar baru habis. Sungguh luar biasa
apresiasi mereka kepada kami.
Dan yang paling tak terduga lagi,
kak Bintang menanyakan tentang Islam sebagai jalan hidup, apakah dengan Islam
bisa menyatukan orang yang memiliki banyak keragaman salah satunya agama. Subhanallah,
pertanyaan sudah sampai sedemikian rupa. Memang saat kami memberikan
penjelasan, kami juga tak bisa terlepas dari Islam bahwa hanya dengan Islam
sosok pemimpin masa depan akan dibutuhkan dan hadir di dunia ini. Aku yakin
gelora api masing-masing dari kami semakin membara mendengar pertanyaan itu dan
ingin segera menjawab. Dan betul sekali, hampir semua dari kami mengacungkan
tangan saat kak Bintang selesai memberikan pertanyaannya. Tapi agar suasana
lebih netral dan terkendali, kami mempersilahkan pak Karebet sebagai pemandu
diskusi dari pihak kami memberikan penjelasan. Tak terbantahkan lagi,
penjelasan yang diberikan pak Karebet cukup membuat mereka mati gaya dan
tercengang. Subhanallah, beliau adalah adalah the best trainer yang kami
miliki.
Oh ya, satu lagi yang menambah
point bagi kami. Mereka memuji penampilan pembimbing kami. Bukan apa-apa,
justru karena penampilan yang sangat sederhana, pak Karebet yang hanya
menggunakan jaket angkatan dan pak Uno selaku kepala sekolah kami hanya
menggunakan kaos olahraga, yah bisa dibilang kaos sehari-sehari. Sama sekali tidak
mencerminkan kemewahan. Tapi justru itu yang membat mereka kagum bahwa
pemimpin tidak harus berpenampilan
mewah, berjas, tapi seorang pemimpin yang matang dalam hal berfikir dan mampu
mengoncang dunia dengan retorikanya. Subhanallah…
Dan yang lebih di luar perkiraan
kami, diskusi ini berlanjut sampai pada tataran ideology yang layak diterapkan
bagi negeri ini bahkan dunia. Tak ada jawaban lain selain hanya Islamlah
satu-satu ideology yang membawa perubahan hakiki dan satu-satunya ideology yang
sudah terbukti selama 13 abad membawa dunia ini ke dalam kejayaan dan
kemenangan. Lagi-lagi mereka hanya bisa menunjukkan senyuman bangga dan
gelengan kepala. Mereka sangat pro dengan ide yang kami tawarkan bahwa pemimpin
sejati tak bisa dihasilkan tanpa ideology Islam yang menjadi landasan berfikir.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan
pukul setengah dua belas malam dan mau tidak mau pihak kami harus mengakhiri
diskusi malam itu. Melihat kondisi kami yang harus mempersiapkan untuk kegiatan
besok yang extra padat. Seharusnya agak kurang etis juga karena pihak kami yang
harus mengakhiri diskusi malam itu. Padahal yang mengadakan acara adalah pihak
PPI. Yah itulah, siapa lagi yang berani melakukan hal seperti itu kalau bukan
pembimbing super gokil kami, pak Karebet. Di tangan pak Karebet apapun itu bisa
dan pasti menjadi bahan ‘tertawaan’ penjernih hati yang kelabu, pelebur hati
yang beku. BUNGA MAWAR BUNGA MELATI INILAH SANG AHLI.
Subhanallah… is the best word
showing thanksful to Allah. Allahu Akbar.
29-11-12/kamis/di
meja belajar, kamar A-2-18 University Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia/24:00 W.M
Tidak ada komentar:
Posting Komentar