Rabu, 08 Mei 2013

Aku Mendapatkannya Lagi...



Aku mendapatkan buku ini tanggal 26 April 2013 waktu aku pulang kampung ke Surabaya. Awalnya aku berniat membeli buku ini karena buku ini memang dijual. Tapi ternyata, buku ini secara cuma-cuma langsung diberikan kepadaku. Alhamdulillah, yang namanya rizki nggak bakal ke mana. Sampai-sampai aku menandai buku ini from precious someone, karena yang memberikan buku ini adalah salah satu teman ibuku.

Ketertarikanku dengan buku ini berawal dari buku yang sebelumnya pernah aku baca berjudul
IDEAL.IS.ME yang menceritakan tentang aktivitas pengemban dakwah di kampus. Nah, kebetulan waktu aku mengunjungi toko buku itu aku melihat buku berjudul Nyala-Nyali Dakwah Di penjuru Negeri karangan Nur Maulidiyah, dkk. Diterbitkan bulan Februari 2013, cetakan perdana. Dan setelah aku baca sinopsisnya, ternyata kedua buku ini mengisahkan hal yang sama, cuma latar tempatnya aja yang berbeda. Kalau buku Idealisme menceritakan tentang dakwah kampus. Sedangkan buku Nyala-Nyali Pengemban Dakwah di Penjuru Negeri menceritakan tentang pengalaman dakwah di luar negeri. Dan beberapa penulisnya juga sama.

Alhamdulillah, setelah membaca buku ini seakan aku benar-benar melihat fakta sesungguhnya mengenai dakwah mereka di luar meskipun aku hanya melihatnya dari tulisan. Tapi geliat dakwah di luar seakan mengajak pembaca untuk merasakan hal yang sama. Kebanyakan ujian dakwah yang mereka hadapi adalah para misionaris. Ternyata misionaris di sana semangatnya juga tinggi dalam menyebarkan agama mereka. Satu per satu pintu diketuk agar masyarakat termasuk muslim pun mau diajak ke dalam ajaran mereka. Inilah yang menjadi titik tolak para pengemban dakwah di sana dalam menyusun strategi dakwah untuk melawan ide mereka dan berlomba-lomba menyadarkan umat serta lebih meningkatkan semangat dalam militansi dakwah.

Secara garis besar yang bisa aku simpulkan setelah membaca buku ini, di manapun, apapun, dan kapapun, pengemban dakwah akan selalu istiqomah dalam visi dan misinya untuk menyuarakan kalimatullah agar Islam kembali menjadi pola hidup. Meskipun negeri yang ditempati sebenarnya bukan negeri asal mereka hidup, tapi dengan keistiqomahan dalam menjalankan amanah dakwah akan senantiasa berlanjut sampai akhir nafas yang akan memberhentikannya.

Ada beberapa kutipan dalam buku ini yang menjadi catatan dan pengingat buatku,

Allah itu menguji hambanya TEPAT di titik kelemahan hambanya dan tentunya tidak akan memberikan suatu ujian di luar batas kemampuan hamba-Nya. Hal itu semata-mata Allah menguji kesetiaan cinta kita pada-Nya.

Sometimes not to end our pray in the end of our hope.. will lead to great achievement that we will never know about. (Terkadang, jika kita tetap berdo’a meski harapan itu telah berakhir, maka akan membawa kita kepada pencapaian luar biasa yang tak akan pernah kita pikirkan)

Terutama catatan yang kedua ini benar-benar memberikan peringatan kepadaku karena beberapa hari sebelum aku membaca buku ini, aku sempat berfikir jika harapan yang kuinginan sudah termakan oleh waktu, apakah doa ini masih layak untuk aku panjatkan? Memang, kalau berbicara Allah Maha Berkehendak atas segala sesuatu, apa yang Allah kehendaki pasti akan terjadi. Tapi kalau akal terlanjur menguasai diri kita, pasti kita tidak akan sanggup untuk memikirkan semua itu. Dan akhirnya, keraguan akan capaian sebuah mimpi menjadi kesimpulan. Seakan kita tidak sadar bahwa yang menentukan hidup ini adalah Allah dan bahwa selama ini Allah senantiasa di balik usaha kita. Terkadang apa yang diinginkan tak selamanya terpenuhi. Malah sebaliknya, apa yang tidak terpikirkan itu terjadi di luar dugaan. Dan Justru itulah sejatinya yang kita butuhkan karena Allah Sang Maha Tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya.   

08-05-2013/18:45/Rabu_di kelas 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar