Rabu, 04 Januari 2012

REMAJA, ANTARA FAKTA DAN POTENSI


Sosok Remaja Itu…
               Talk about remaja... kalo udah ngomongin remaja biasanya cenderung connect ama yang namanya love, emotion, mood, attitude. Ya, memang itulah remaja. Dalam segala perkembangan menuju kematangan berpikir, banyak sekali peluang atau jalan yang bakal mereka coba dan tempuh. Dalam kata pengantar Kang Hari Mukti
di salah satu buku remaja karangan O. Solihin di situ dikatakan remaja merupakan pemegang tongkat estafet suatu bangsa. Artinya, remajalah yang nantinya akan menggantikan dan menjadi generasi penerus bangsa. Sebuah negara dapat dikatakan berhasil dan maju bisa dilihat dari tingkah laku dan pola pikir remajanya. Emang betul apa yang dikatakan oleh Kang Hari Mukti karena pada dasarnnya remaja itu merupakan sosok manusia pada tahap perkembangan dan mulai mengeksplor benih-benih kapabelitas yang ada pada dirinya. Coba-coba menjadi ajang yang tepat untuk menyalurkan keinginannya. Segala hal yang menarik dan menantang dilakukan. Namun, ada juga sebagian remaja yang pasif karena kondisi lingkungan tidak mendukung sehingga mereka lebih memilih untuk diam. Itu lain permasalahan. Selain itu, terjadi perubahan pada bentuk fisik yang semakin maco dan spirit yang lebih kuat dibanding kalangan yang lebih tua. Oleh karena itu, tenaga remaja lebih diandalkan untuk menjadi generasi penerus dan agent of change. Jadi, dari diri seorang remajalah yang menjadi sandaran harapan bangsa. sehingga butuh yang namanya pembekalan dan arahan yang tepat untuk proses perkembangannya.

Berbicara Fakta…
               Namun, sayang banget. Apa yang tertera di atas tak banyak yang terealisasikan pada diri remaja saat ini. Jati diri mereka blur alias nggak jelas. Ngikut sana, ngikut sini. Berpedoman pada gaya hedon (hura-hura) ala kebarat-baratan. Semua gaya hidup yang mereka lakuin, remaja di sini juga nggak kalah heboh ngikutin. Sampai saking plagiatnya, bisa-bisa orang barat cebur ke jurang tanpa kita sadari karena saking ngekornya ikut nyebur deh! Na’udzubillah. Tapi bener, nyatanya sekarang banyak bukti berbicara. Liat deh mutu remaja seiring berkembangnya zaman semakin anjlok. Pengguna narkoba yang didominasi oleh remaja. Tercatat di tahun 2008 sebanyak 286.494 pengguna dengan populasi usia produktif 10-59 mencapai 6.980.700 jiwa di Ibu Kota Jakarta sebagai urutan pertama pengguna narkoba di Indonesia (www.jambi-independent.co.id). Angka aborsi yang tiap tahunnya mengalami peningkatan sebanyak 2,5 juta kasus per tahun (http://muda.kompasiana.com). Belum lagi tawuran antar pelajar. Munculnya geng-geng motor yang lebih mengacu kepada kekerasan fisik alias maen tonjok-tonjokan. Ck… Ck… Ck… Astaghfirullah. Inilah gambaran yang terjadi saat ini (lebih tepatnya bukan gambaran tapi fakta).
Trend (mayoritas) menjadi acuan berperilaku. Yang sedikit jadi tersingkir. Padahal yang namanya trend belum tentu benar. Bahkan dalam buku “Beyond The Inspiration” karya Felix Y. Siauw dikutipkan ‘Less is Better, yang istimewa pasti sedikit jumlahnya. Dan yang sedikit jumlahnya belum tentu benar tapi yang benar pasti sedikit jumlahnya. Kebanyakan manusia tidak berada dalam jalan kebenaran, maka jagalah diri kita dari ‘golongan yang banyak’’.
Nggak mikirin entah itu sesuai dengan ajaran islam atau tidak. Yang penting temen ngakuin keberadaan kita, “why not??” terus jalan… Nggak ngedugem dibilang nggak exist. Di Jakarta Pusat banyak banget cewek seksi yang jadi pajangan para lelaki khususon para hidung belang di pinggir jalan. ‘Berkah’ bagi mereka (inget, ini masih keuntungan duniawi yang semu). Gila, tu para cewek mau amat dijual murah, tapi kalo dibilang murahan kagak mau, maunya apa sih! (jadi esmosi). Hanya demi uang kertas merah (ratusan ribu maksudnya) aurat digadaikan. Nggak mikir apa bakal ada kehidupan lagi setelah kehidupan dunia. Alam akhirat kawan, yang menjadi penghisab seluruh amalan kita selama di dunia. Jadi jomblowan & jomblowati dibilang kagak laku. Supaya dibilang laku, pacaran deh jadi jalan ‘darurat’ biar kagak diolok-olok temen. Inget, dalam Islam pacaran itu termasuk perbuatan yang mendekati zina. Allah pun melarang hambanya untuk mendekati zina, karena zina itu termasuk perbuatan yang keji. Mendekati aja nggak boleh apalagi terjerumus ke dalamnya. Neraka jahannam menjadi balasan. Naudzubillah.
Nggak ikut tawuran dibilang banci. Ngikut narkoba udah dibilang geol, makin banyak deh pengikutnya. Padahal ngikut-ngikut pecandu narkoba kagak ada untung-untungnya sama sekali. Adanya malah akal akan mengalami kelambatan dalam berpikir, prestasi menurun, nyusahin ortu, masa depan nol, pokoknya banyak deh kalo kita ngamati para pecandu narkoba yang ada di pinggiran jalan. Terutama di pusat-pusat kota. Ngeliat wajah mereka aja udah bisa ketebak masa depannya seperti apa, mati over dosis. Na’udzubillah.  Demi diberi julukan exist, gaul nggak kuper, maco udah melayang tingginya minta ampun dah. Sampai segala cara ditempuh. Rendah banget yah taraf berpikir para remaja kita saat ini. Tanpa berfikir konsekuensi dan resiko yang bakal dihadapi. Boro-boro mikirin kayak begituan, masa depan aja nggak kegambar sama sekali (pragmatis).

The Way Of Islam
Kawan jangan lupa, kita para remaja muslim punya Al-quran sebagai pedoman hidup yang ngatur semua persoalan dari kita lahir sampai kita mati. Al-qur’an always besides of us. Aturan yang diberikan Islam akan sesuai dengan pemasalahan yang kita hadapi ato bahasa lainnya sesuai dengan fitroh manusia. Karena Islam milik Allah SWT. Hanya Dia-lah yang paling tahu kebutuhan hakiki kita. Dia-lah Sang pencipta sekaligus yang berikan aturan bagi umat manusia. Kalo kita mau berpikir semisal Hp (handphone). Si pembuat Hp adalah manusia, tapi manusia bukan hanya pelaku pembuat namun juga memberikan aturan gimana cara menggunakannya dengan benar, tempat yang seperti apa yang tepat untuk menyimpannya, baterai harus di charger berapa hari sekali. Coba deh kalo kita nggak mau nurutin apa kata pembuat Hp. Naruh Hp di dalam bak mandi misalnya. Sering banting Hp kalo lagi emosi. Gimana kagak rusak tu Hp kalo tiap hari digituin. Iya nggak?? Dan coba analogikan hal ini dengan Allah sebagai pencipta dan pengatur manusia. Pasti akan terjadi kebinasaan dan malapetaka jika kita nggak ngelakuin apa yang Allah perintahkan. Betul?
Sedangkan Allah juga sudah memberikan keistimewaan bagi kita para remaja dengan potensi yang luar biasa. Allah juga pasti marah kalo potensi yang kita miliki tidak digunakan sebaik-baiknya di jalan-Nya. Bisa lihat sendiri kan faktanya. Semakin banyak angka kriminalitas terjadi. Negara ini bukannya semakin tahun mengalami kamajuan malah kebobrokan yang didapet. Itu karena Allah tidak ridho dengan apa yang kita lakukan di bumi-Nya.
Ambil deh beberapa contoh kisah para pejuang Islam yang menghabiskan masa remajanya untuk mencari ilmu. Imam syafi’i, beliau pada saat berumur 15 tahun sudah diizinkan untuk memberikan fatwa. Ini semua karena saking banyaknya ilmu Islam yang beliau pelajari. Demi merasakan manisnya ilmu, Allah menurunkan hidayah-Nya, beliau mulai senang belajar fiqih setelah menjadi tokoh dalam bahasa Arab dan sya’irnya. Beliau tak henti-hentinya menimba ilmu, berguru ke sana kemari. Nggak mikir bakal sejauh apa dan rintangan apa yang dihadapi demi ilmu. Bahkan di usianya yang tak jauh berbeda, beliau sudah halaqah dan bersandingan (berkelompok) dengan para ulama’. Subhanallah...
Ali bin Abi Thalib yang merupakan lelaki pertama yang mempercayai wahyu di umurnya yang masih 10 tahun. Sampai-sampai Rosulullah menimbang Ali yang paling tepat dalam banyak hal dari kalangan Bani Hasyim dan beliau selalu belajar di bawah bimbingan Rosulullah langsung dalam banyak hal lain.
Seorang ahli kedokteran sekaligus penemu ilmu-ilmu kedokteran yang kita kenal Ibnu Sina, pernah denger nggak namanya? Kalo ngerasa asing ama nama itu, nama lainnya Aviciena. Kecerdasannya sangat tinggi sampai salah seorang guru menasehati ayahnya agar Ibnu Sina tidak terjun ke dalam pekerjaan apapun selain belajar dan menimba ilmu. Di umur 10 tahunnya, beliau sudah hafal Al-qur’an dan sudah pula belajar ilmu kedokteran. Wow, Amazing.. Pada saat usianya mencecah tujuh belas tahun, Allah memberinya jalan yang tak pernah ia duga sebelumnya. Beliau berhasil menyembuhkan penyakit raja Bukhara. Padahal banyak tabib dan ahli tak berhasil menyembuhkan penyakitnya.
Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh Islam yang di masa mudanya memiliki otak briliant. So, potensi yang kita miliki sebenernya keren banget kalo kita mau memanfaatkannya di jalan yang benar sesuai yang Allah perintahkan. Apalagi di jaman yang serba modern ini, pasti pemuda pemudi islam bisa terus mengeksplor potensi mereka dan bisa membawa bangsa ini menuju arah kebaikan haqiqi tentunya takkan bisa tercapai tanpa islam yang menjadi pola pikir para remaja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar