Tadi malam aku baru menghabiskan
setengah buku bacaan yang isinya subhanallah, sangat mengena di hati. Baru
setengah bacaan aja uda membuat mataku bengkak karena berlinang air mata di
malam itu dan setelahnya kubawa tidur. Aku baru membeli buku ini 4 hari yang
lalu di IBF (Islamic Book Fair). Berhubung tinggal menghitung bulan aku akan
meninggalkan bangku SMA, buku ini pasti akan cocok sabagai bekal saat aku akan
terjun di dunia kampus.
Jangan dibayangkan buku ini terlalu
teoritis dengan penggunaan bahasa yang formal yang bakal berujung pada
kejenuhan (tergantung siapa yang baca sih!). Sebenarnya buku ini lebih mirip
kumpulan cerpen, tapi diambil dari kisah nyata. Mengisahkan sebuah perjuangan
yang tertorehkan dalam jejak kampus. Seperti yang tertulis pada lembaran
persembahan, buku ini hanya diperuntukkan bagi para Agent of Intellectual,
Actor of Social Control, Leader of Change, dan untuk setiap para Pengemban
Dakwah dan Perindu Kebangkitan Islam. Bagaimana sebuah tulisan mampu
mengambarkan perjuangan dan pengorbanan demi mempertahankan iman dan agama
Allah. Jangan dianggap remeh satu orang kecuali ia tidak punya keimanan
terhadap Allah. Hanya kekuatan imanlah satu-satunya kekuatan abadi.
Tapi saat aku berkaca pada diriku
sendiri, sudahkah aku mengerahkan seluruh tenagaku untuk dakwah ini? Aku
tidak bisa memberikan keyakinan pada diriku sendiri. Hanya penyesalan yang saat
itu bisa kulakukan. Aku berharap ini bisa menjadi momen terindahku bersama
Allah untuk memuhasabah diri menjadi pribadi yang lebih baik dan bertarget
untuk masa depanku.
Ada 3 pernyataan dalam buku ini branded
by my mind,
Dakwah merupakan aktivitas
yang mulia. Bahkan dakwah seharusnya menjadi jantung dari setiap aktivitas
seorang muslim. Terlebih lagi seorang mahasiswa yang digelari sebagai aktivis
dakwah.
Setiap kita akan menemukan
satu kenyataan yang terkadang menyisakan luka, yang akan menagih airmata, yang
menyita kata-kata, namun itulah yang membuat kita dewasa.
Jika kalian menganggap ujian
itu besar, maka hanya sebesar itulah hidup kalian.
Aku merasa sangat tersindir dan
membuatku semakin termenung Astaghfirullahal’adzim... Semoga ini bisa
menjadi bukti atas keimanan diriku kepada-Mu. Dan kini aku semakin menguatkan
tekad, aku hidup dari Allah dan aku hidup hanya untuk Allah. Semoga aku
senantiasa dalam keistiqomahan dakwah dan kebaikan yang bisa mendukungku menuju
surga-Mu.
Dan sebelum aku beranjak tidur, aku
membaca salah satu komentar pembaca di cover belakang.
Inspiring...! Amazing...!
Penggalan-penggalan kisah dalam buku ini membuat hati kian iri. Semoga buku ini
menjadi inspirasi bagi yang membaca hingga mereka bisa mengucapkan
#InilahJalanku. (Asep Supriatna: The Great Muslim Inspirator)
Dan betul ini telah terjadi dalam
tekadku.